Ilusi

Ilusi
Irma Subagio

Jumat, 01 Oktober 2010

ya اللّهُ aku capek ky gini

Memulai Lembaran Baru

Awalnya, daku berniat untuk mengikhlaskan semuanya. Biarlah berlalu dan harus disudahi. Karena ngga mungkin seumur hidup merasakan hal yang sama terus-terusan kan? Dan mungkin memang itu waktunya untuk berhenti. Segala cara pun sudah dilakukan demi tujuan yang cuma satu, melupakan. Move on. Yaa, itulah.

Rendezvous

Lebih dari empat bulan yang lalu. Waktu itu, daku nggak pernah berpikiran bahwa ini akan berjalan sampai selama ini. Dan juga tidak ada rasa posesif serta intuisi untuk mengejar atau mendapatkan. Tidak seperti biasanya. Slow but not sure :)) Alasannya ada beberapa. Salah satunya mungkin karena satu kota. Dan lama-kelamaan kedekatan daku dan dia itu malah lebih natural seperti saudara. Ironis banget yaaaa. . Dan daku? Berpikir serta mencoba segala cara untuk beralih.

The Other

Hingga akhirnya aku berkenalan dengan satu pria ini. Cowok baik. Nggak neko-neko. Lucu. Walaupun kadang bikin emosi. Tapi dia menerima aku apa adanya. Dan aku berpikir, “Ah, sudahlah. Aku harus berhenti. Dan aku harus membuka hati untuk menerima orang yang lain.” Dari sanalah aku belajar untuk menerima cowok ini dalam hidupku. Hingga aku benar-benar merasa memiliki dia. Namun, kami tidak memiliki komitmen apapun. Tidak ada ikatan apapun. Dan aku tidak merasa dimiliki olehnya. Mungkin dia memang terlalu cuek. Mungkin? Ah, entahlah.

Distraction

Ada masa dimana daku kehilangan pegangan dan arah serta tujuan. Bener-bener nggak tahu mau gimana dan mau apa. Daku hanya ingin memiliki orang yang mengerti daku. Apa adanya. Dan tidak banyak menuntut walaupun daku banyak menuntut. Hehehe. Berliku-liku jalannya. Pelarian demi pelarian. Orang demi orang. Kegiatan demi kegiatan. Semua dilakukan demi yang namanya MELUPAKAN. ;)) Sakit sih sakit. Tapi demi melihat dia senyum bahagia, rasa sakit itu hilang sesaat, entah mengapa. Tapi gak bisa selamanya daku lari, bukan? Ada masanya daku harus berhenti. Ada waktunya daku harus memikirkan diri sendiri. Dan saat itulah daku merasa, semuanya harus diselesaikan.

Confession

Saatnya pun tiba. Daku udah mati rasa waktu itu. Saking campur aduknya! ;)) Awalnya takut, bingung, pusing, deg-degan. Tapi udahlah… Demi hidup tenang, pikir daku. Dan semuanya terjadi. Semuanya daku ungkapkan. Tentang apapun rasanya yang pernah dan masih bergolak itu. Habis itu? Legaaaaa sekali. Bukan karena daku jadi berharap banyak ke dia. Daku malah nggak berharap apapun lagi. Everything’s over.

Nowaday

Semoga aku berhasil menjalani ini semua .Mohon do’anya ya……

Saat kau katakan apa yang kau rasa dalam hatimu padaku
dan ku jawab rasa cintamu yang dalam
dengan senyuman di bibirku
semua indah… serasa dalam mimpi…

Dan hari pun silih berganti menguji cintaku padamu
tlah kuberi semua rasa
cinta serta hatiku padamu…
namun kau slalu menuntunku lebih…
hingga ku tak tau
harus apa lagi…
Maafkan aku yang tak sempurna
Sampai kapanpun itu… aku tetap begini…
Ku hanya ingin…
‘Tuk selalu menjadi… yang terbaik untukmu…

Seandainya ku dapat menjadi seorang
seperti yang kau inginkan
hingga tak tergantikan cintaku dengan cinta yang lainnya…
Karena kau slalu… menuntutku lebih…
sampai ku tak tahu harus apa lagi…

:shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::shake::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger::cuss: :finger:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar